Senin, 29 Februari 2016

Samijali, Oleh-oleh khas Dolly yang telah Ekspor ke Luar Negeri

Penamasmus, Tahun 2014 kancah Internasional telah ramai dengan berita penutupan eks lokalisasi Dolly yang merupakan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara. Prostitusi tersohor di kancah internasional tersebut memanas dalam dunia internasional dikarenakan adanya rumor penutupan eks lokalisasi dolly oleh walikota Surabaya, Tri Risma Harini. Isu penutupan eks lokalisasi dolly semakin gencar dan terasa panas saat mendekati bulan juni. Pro dan kontra selalu muncul dalam sebuah keputusan yang berkaitan dengan dolly. Maklum, di kawasan ini terjadi perputaran uang sebesar 2M daam sehari dikarenakan memang besarnya wisma-wisma, cafe, karaoke, dan lain-lain. Dengan penuh keberanian pada tanggal 18 Juni 2014 eks lokalisasi dolly telah dinyatakan ditutup secara deklarasi di Gedung Islamic Center.

Setelah ditutup, penghasilan bagi warga dolly sangat berdampak. Contohnya bu dwi dan bu yayuk selaku penjual warung di putat jaya IVA, biasanya berpenghasilan 200-400rb per hari kini nyaris tidak bisa mendapatkan penghasilan seperti dulu. Bahkan hanya berpenghasilan 200-400rb dalam satu bulan. Bu Dar yang mempunyai kos-kosan, dulu banyak mbak-mbak PSK yang nyewa kos namun sekarang kos nya kosong. bu saropah yang punya jasa laundry dengan mempunyai 4 pegawai karena saking banyaknya orderan yang masuk namun kini hanya bisa mencuci pakaiannya sendiri dan warga dekat sana sehingga semua pegawai dirumahkan dan tinggal suami dan bu saropah sendiri yang mencuci pakaian.

Dari data yang didapat ternyata 90% PSK, mucikari dan perangkat prostitusi lainnya itu berasal dari luar kota surabaya. Jadi tersisa hanya 10% nya saja yang asli surabaya yang bertempat tinggal di kawasan dolly. Penjual nasi, laundry, kos-kosan, kontrak dan tempat parkir merupakan ladang basah yang menjadi bisnis menjanjikan ketika prostitusi tersebut bergentayangan. Kini dolly sudah ditutup, para ibu-ibu beralih profesi untuk membuat usaha yang dinamakan Samijali - Samiler Jarak Dolly. Samijali merupakan kerupuk yang berbahan dasar singkong.

Kerupuk samijali ini dimulai sejak bulan april 2014 dan bertahan hingga sekarang. Pada awalnya, samiler ini berbentuk lingkaran besar seperti pedagang kerupuk samiler yang berseliweran di jalan raya. Namun berkat dampingan Gerakan Melukis Harapan (GMH) samijali telah diinovasikan menjadi kerupuk samijali modern yang digunting kecil-kecil dengan kemasan menarik berupa half voil packaging. Samijali diketuai oleh Bu dwi dan terdapat pembinanya yakni pak Slamet selaku Ketua RT di kampungnya.

Samijali dan Gerakan Melukis Harapan melalui bidang ekonominya melakukan pemasaran via online maupun offline. Menggencarkan publikasi melalui media sosial yang dipunyai oleh semua volunteer GMH Batch 1 dan 2 untuk mempromosikan tentang Kerupuk Samijali. Al hasil samijali berhasil meraih omzet tertinggi di angka 9 juta sekian. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sesuatu hal jika dikerjakan secara bersama-sama maka akan membawa dampak perubahan yang berarti. Terbukti dapat melejitkan omzet yang diraih oleh binaan GMH, Samijali. 

Saking gencarnya publikasi tentang samijali dan semangat perubahan yang terjadi di dalamnya, tanpa disangka ternyata samijali telah berhasil di ekspor ke belanda dan korea selatan. Ini masih jauh dari target keberhasilan karena dari program pendampingan yang dilakukan GMH banyak orang-orang yang ingin bergabung di samijali. Konsekuensinya adalah dari segi penghasilan atau laba samijali dibagi ke banyak orang. Sehingga yang didapat per orang masih bernilai kecil. Semoga keistiqomahan para pegiat usaha di kampung samijali tetap terjaga hingga samijali menjadi besar, home industry dan bisa menghabiskan samijali dengan ukuran 1.000pcs/hari .

fb masmus | tw masmus | ig masmus | penamasmus




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Masmus merupakan sebuah sapaan dari sang penulis bernama Mustofa Sam, saat ini sedang menjalankan bisnis di clothing bernama CDR Indonesia dan aktif pemberdayaan masyarakat di eks lokalisasi dolly bersama Gerakan Melukis Harapan (GMH).

Popular Posts