Selasa, 01 Maret 2016

Belajar Hidup dari Nenek 70 Tahun

Penamasmus, dalam perjalanan hidup ini selalu menjumpai sosok-sosok yang menginspirasi yang ada di lingkungan sekitar kita. Sosok yang menginspirasi itu selalu ada di sekitar kita jika kita mau untuk mencoba mendekati mereka. Bahkan sosok inspiratif itu selalu datang pada orang-orang yang mempunyai kondisi ekonomi yang lemah.

Banyak diantara kita yang masih merendahkan orang-orang yang berada dibawah kita secara kondisi ekonomi. Sudah waktunya introspeksi diri, termasuk diri saya pribadi ketika memandang orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Rutinitas masmus selalu melewati Perjalanan Klampis pada pagi hari sekitar pukul 09.00. Perjalanan dari klampis dilanjutkan terus hingga mendekati lampu merah dan disitu terdapat seorang nenek yang sedang menjual koran. Setiap hari saat masmus lewat klampis selalu ada nenek yang jual koran tersebut.

Lalu masmus sempatkan untuk sekedar ngobrol-ngobrol dengan seorang nenek yang sering berjualan koran di lampu merah tersebut.Alhamdulillah bisa ketemuan sama nenek itu namun tidak lagi di lampu merah, nenek itu sedang duduk-duduk di depan ruko seperti yang nampak pada foto tersebut.

dan terjadilah percakapan seperti berikut :

Masmus : "waduuh, mbaah panas nggeeh. kulo tumbas korane mbah"
Nenek : "Limang ewu nak"
Masmus : (Wah, saya belum tanya harganya sudah dikasih tau harganya aja nih) "ooh, nggeh mbah. niki yetrone. amet nggeh"
Nenek : "yo yo nak"
Masmus: "Kok tasik sadean koran mbah, umure pinten mbah saniki ?"
Nenek : "Gawe ko&*@%&#"
Masmus : (Waduh, kok jawabnya gitu? sepertinya ada yang aneh nih) "ooh, nggeh nggeh. Kulo waos2 rumiyen nggeh mbah"
(saya pun mengambil foto tanpa sepengetahuan nenek krn takut tersinggung)

Karena waktu yang sudah mepet, akhirnya masmus pun menyudahi perbincangan dengan nenek. Dari perbincangan yang sebentar itu, masmus mendapatkan sebuah pelajaran banyak hal dan bisa dikatakan nenek ini adalah seorang sosok yang menginspirasi masmus dalam menjalani hidup ini.

Di usianya yang senja, nenek masih bersedia, rela panas2an untuk jual koran.Sebuah pekerjaan yang menyita tenaga cukup banyak. Masmus salut dengan nenek ini karena tidak memilih mengemis sebagai profesinya. Usia beliau berumur 70-an dengan pendengarannya yang kurang masih mau saja untuk berjualan koran demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Lantas bagaimana dengan kita ?

Nenek ini ibarat peperangan masmus berasa ditembak tak berdaya karena perjuangan masmus masih jauh seperti beliau. Mudah-mudahan kisah ini bisa memotivasi masmus dan sahabat pena untuk menjalani hidupnya. mudah-mudahan juga mempunyai semangat, kerja keras, tidak mudah putus asa dan tidak bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Terima kasih sudah berkenan membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan tetap tebarkan kebermanfaatan untuk orang-orang yang ada di sekitar. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.


Repost dari artikel tahun 2014, pengalaman pribadi.

fb masmus | tw masmus | ig masmus | penamasmus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Masmus merupakan sebuah sapaan dari sang penulis bernama Mustofa Sam, saat ini sedang menjalankan bisnis di clothing bernama CDR Indonesia dan aktif pemberdayaan masyarakat di eks lokalisasi dolly bersama Gerakan Melukis Harapan (GMH).

Popular Posts